Pages

Saturday, December 20, 2008

SELALU DIJAWAB "NGGAK NGARUH"

Kita semua wajib bersyukur kepada Alloh SWT atas segala karunia nikmat-Nya. Saudaraku, perhatikanlah diri kita sendiri!

Berapa banyak nikmat Alloh yang ada pada kita? Jangankan melihat seluruh tubuh, menghitung nikmat yang ada di wajah kita saja dalam 1 tahun kita tidak pernah bisa tuntas menghitungnya. Mungkin justru yang sering muncul adalah perasaan "ngresulo, ngomel dan tidak PeDe" dengan wajah kita. Yang peseklah, yang jerawatanlah, mata yang tidak indahlah, dsb. Pokoknya kita lebih banyak tidak bersyukurnya dari pada bersyukur pada Alloh.

Saudaraku, alangkah sedihnya seorang guru jika melihat muridnya bodoh. Begitupun orang tua kita, akan sangat sedih kalau melihat anaknya kurang ajar. Pasti dengan tindakan agar kita tidak bodoh dan tidak nakal lagi.
Hal ini juga terjadi pada para nabi, sahabat, syuhada dan para da'i. Mereka semua akan sedih kalau melihat umatnya jauh dari aturan Sang Pencipta, yaitu Alloh SWT. Bukan karena apa-apa, tapi karena begitu sayang dan cintanya beliau-beliau itu pada kita, sehingga apapun mereka lakukan asal kita bisa selamat dari kerusakan dan kemaksiatan. Alloh mengumpakan manusia yang terjerembab dalam kemaksiatan dan dosa sebagai orang yang berada di tepi jurang dan akan jatuh ke dalamnya. Kita sebagai muslim diperintahkan untuk membantu mereka agar tidak jatuh ke dalam jurang. Kita tarik mereka, kita nasehati mereka agar menjauhi jurang itu.
Jadi para da'i itu ikhlas mengeluarkan seluruh kemampuan baik harta, waktu bahkan nyawa untuk kita agar menjadi orang yang baik, benar dan hidup sesuai keinginan Tuhan kita, Alloh SWT. Tapi jujur saja, kita sering menolak dan menyepelekan para manusia-manusia mulia itu.

Seruan agar kita berbuat baik, jangan melakukan dosa dan maksiat, kita tanggapi dengan acuh tak acuh bahkan memusuhinya. Padahal nasehat agar kita patuh pada orang tua, rajin sholat berjama'ah, menutup aurat bagi wanita, hindari judi dengan segala bentuknya adalah bukti bahwa mereka yang mulia itu menginginkan kita jauh dari jurang. Hanya sayang, kita yang malah lebih suka pada jurang yang dalam dan gelap. Seolah-olah dalam jurang itu ada kenikmatan yang banyak.

Cobalah tatap dengan sepenuh mata hati kita, cerita-cerita tentang penyesalan para wanita karena dikhianati pacarnya, cerita bagaimana sulitnya seorang laki-laki yang ingin keluar dari jerat narkoba, atau berita mengenai pemerkosaan di mana-mana. Semua itu tampaknya belum bisa membuat kita sadar dan mengambil hikmah atas peristiwa itu. Malah yang muncul adalah kita cuek akan hal-hal seperti itu. Dan menuduh orang-orang yang aktif berbuat baik sebagai orang yang terlalu fanatik dengan agama, ekstrem, radikal atau muslim fundamentalis. Kitapun masih tetap enggan ke masjid, kita tetap saja menunjukkan leher, kaki, dada dan rambut kita. Kita tetap saja suka berhura-hura sambil melupakan penderitaan saudara kita yang lain dan kitapun lupa akan kewajiban kita.

Semoga hal ini bisa menjadi renungan buat kita semua untuk menyikapi diri agar tidak jatuh kedalam jurang kesesatan lebih dalam lagi, dan segera mencoba memohon ampun n meminta petunjuk pada-Nya.

3 comments:

ceaceless_joy@yahoo.com